Pemadaman informasi di bawah pemerintahan militer Myanmar memburuk pada Kamis 8 April ketika layanan internet, satu-satunya cara legal bagi orang biasa untuk mengakses internet, menjadi tidak dapat diakses sesekali di beberapa jaringan.
Pihak berwenang di beberapa daerah juga mulai menyita antena parabola yang digunakan untuk mengakses siaran berita internasional, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (9/4/2021).
Protes terhadap kudeta militer yang terjadi sejak 1 Februari, yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi berlanjut pada Kamis kemarin meskipun 11 orang dibunuh oleh pasukan keamanan sehari sebelumnya.
Tidak jelas apakah gangguan internet untuk setidaknya dua penyedia layanan, MBT dan Infinite Networks, bersifat sementara. MBT mengatakan layanannya dihentikan oleh pemutusan jalur antara Yangon dan Mandalay, dua kota terbesar di negara itu. Tetapi pengguna internet di Myanmar telah mengeluh selama seminggu terakhir tentang perlambatan besar dalam layanan.
Pemerintah militer secara bertahap menghentikan layanan internet sejak kudeta. Ini awalnya memberlakukan pemblokiran media sosial yang sebagian besar tidak efektif seperti Facebook dan kemudian memutus layanan data seluler, cara paling umum untuk terhubung ke internet, tetapi hanya di malam hari.
Ketika junta meningkatkan penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa, junta juga memberlakukan larangan total penggunaan data seluler.