Polemik Soal Pasukan Cina, PBNU : Klarifikasi Pidato Said Aqil
Pilihan Redaksi
|
Beredar cuplikan rekaman video yang memperlihatkan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj sedang berpidato yang menyebutkan Indonesia takkan ada tanpa kehadiran pasukan China.
Awalnya, ia mengatakan bahwa tanpa lahirnya Sumpah Palapa yang diprakasai Gadjah Mada, maka tak akan ada Sumpah Pemuda.
"Tanpa sumpah pemuda, tak ada semangat satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Tanpa sumpah Palapa, tak ada Sumpah Pemuda," kata Said.
"Tanpa Majapahit, tidak akan ada sumpah Palapa. Tanpa pasukan China, takkan ada Majapahit. Artinya? tanpa pasukan China, tidak ada Indonesia," tambahnya.
Sebagai informasi, Sumpah Palapa diucapkan Gajah Mada yang bertekad menyatukan nusantara di bawah Majapahit kala menjadi panglima kerajaan tersebut.
Pernyataan Said itu kemudian menjadi polemik di jagat digital, sehingga PBNU pun meluruskan pernyataan tersebut.
Wakil Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidlowi menjelaskan konteks pidato Said Aqil Siraj hanya sekadar melihat dalam konteks sejarah Indonesia.
"Itu yang di-highlight oleh Kiai Said Aqil bahwa sebenarnya tentara China berperan secara langsung atau tak langsung atas berdirinya dan kejayaan kerajaan Majapahit. Gitu aja. Kerajaan Majapahit itu kan memang jadi cikal bakal tak langsung dari Indonesia ya, " kata Masduki kepada CNNIndonesia.com, Jumat (7/5).
Masduki lantas menjelaskan konteks pidato Said Aqil yakni tentang sejarah penyerangan Kubilai Khan dan bala tentaranya ke Jawa.
"Konteksnya [pidato Said] itu Kubilai Khan dan tentara China. Kan mau menyerang Singasari... Tentara Kubilai Khan datang ke kerajaan di Jatim, Singasari, minta kerajaan itu tunduk pada China," kata Masduki.
Namun, Singasari yang kala itu dipimpin Raja Kertanegara menolak utusan Kubilai Khan. Alhasil, Kubilai pun marah dan mengirimkan pasukan besarnya ke Singasari.
"Lalu kemudian ya marahlah pasti kerajaan di China sana. Kemudian datang lah membalaslah perlakuan enggak baik dari kerajaan itu. Nah ketika datang itu Raden Wijaya sebagai pendiri dari Majapahit itu memakai taktiknya bagaimana menjatuhkan kerajaan Singasari dengan memanfaatkan tentara China yang datang. Akhirnya tentara China habisi Singasari. Kemudian berdirilah kerajaan Majapahit," tutur Masduki.
Oleh karena itulah, sambungnya, Said pun menilai tanpa peran tentara Kubilai Khan, maka Majapahit tak akan berdiri.