Jum'at, 19/04/2024 19:57 WIB WIB

KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG KONSTRUKSI BELUM SELESAI, AKAN TERLAMBAT LAGI

KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG KONSTRUKSI BELUM SELESAI, AKAN TERLAMBAT LAGI KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG KONSTRUKSI BELUM SELESAI


llder.id  Reuters melaporkan pada hari Rabu bahwa Kementerian Perhubungan Indonesia dan tiga konsultan untuk proyek tersebut - Mott Macdonald, PwC, dan Umbra - menolak rencana PT Kereta Api Indonesia-China (KCIC) untuk memulai operasi komersial sesuai jadwal dan menuntut penundaan lagi.

Laporan Pembaruan Kemajuan tertanggal 14 Mei menunjukkan bahwa KCIC menginginkan sertifikat kelayakan operasional penuh untuk jalur tersebut meskipun stasiun tidak lengkap. "Target operasi komersial pada Agustus dapat ditunda untuk menyelesaikan semua konstruksi pada 31 Desember," bunyi laporan itu.

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara KCIC Emir Monti mengatakan pada tahap awal pengoperasian kereta api akan dilakukan soft launching pada September 2023.

Selama periode ini, masyarakat bisa mencoba kereta api cepat Jakarta-Bandung dari Stasiun Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur hingga Padalarang di Bandung Barat. “Mereka juga bisa mencoba LRT dan kereta pengumpan terintegrasi Jabodebek,” katanya, Kamis.

Keterlambatan rencana operasi komersial kereta api cepat Jakarta-Bandung tak terelakkan, meski cost overrun proyek akan semakin membengkak. Penilaian Kementerian Perhubungan dan konsultan juga mengungkapkan usulan KCIC untuk melakukan operasi komersial terbatas pada 18 Agustus. KCIC dapat memperoleh uang dari tiket penumpang dan kotak non-tarif atau hak nama.

Namun, ada risiko jumlah penumpang yang sedikit, yang akan berdampak pada peningkatan dukungan kekurangan uang tunai (CDS) untuk menutup biaya listrik dan telekomunikasi. Alternatif yang lebih aman adalah mengoperasikan kereta cepat secara komersial pada 1 Januari 2024, setelah proyek mendapatkan sertifikat laik operasi penuh.

Pada fase ini, KA dapat beroperasi penuh dengan frekuensi perjalanan 68+2 KA per hari. Padahal jumlah penumpang sangat bergantung pada harga tiket dan daya beli masyarakat yang melakukan perjalanan Jakarta-Bandung.

Saat ini, KCIC dan kontraktor sedang menyelesaikan pembangunan empat stasiun, satu depo, tack sepanjang 142,3 kilometer, 13 terowongan sepanjang 16,82 kilometer, flyover sepanjang 82,7 kilometer, dan tanggul sepanjang 23,58 kilometer. Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa proyek tersebut telah 89,53 persen selesai pada 14 Mei. Isinya adalah sebagai berikut:

Konstruksi jembatan: 99,06 persen

Pengaspalan: 90,12 persen

Konstruksi terowongan: 99,03 persen

Pembangunan stasiun: Halim (93,59 persen), Karawang (92,62 persen), Padalarang (50,18 persen), Tegalluar (97,11 persen), dan Depo Tegalluar (83,72 persen)

Selain meningkatnya risiko cost overrun, penyelesaian proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung semakin tidak jelas. Sebagai catatan, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), anggota konsorsium yang memegang 60 persen saham KCIC, sedang mengalami kesulitan keuangan.

WIKA meminta kesepakatan macet dengan 15 kreditur bank karena berbagai masalah, yang semakin memperumit kemampuan perusahaan untuk memompa lebih banyak dana ke KCI. Di sisi lain, konsorsium Beijing Yawan HSR yang memegang 40 persen saham KCIC mendesak konsorsium Indonesia segera membayar ekuitasnya.

Karena itu, pemerintah berpeluang menggelontorkan modal lebih banyak ke konsorsium BUMN pemegang saham KCIC. BH

Topik : KERETA CEPAT JAKARTA-BANDUNG KONSTRUKSI BELUM SELESAI

Artikel Terkait
Terpopuler