Rabu, 24/04/2024 02:17 WIB WIB

Saatnya Indonesia Memimpin Perdamaian Dunia

Saatnya Indonesia Memimpin Perdamaian Dunia Perdamian Dunia


Kemajuan tekonologi informasi dan telekomunikasi termasuk persenjataan, perang sudah berubah sasaran bidikan hanya dilakukan melalui remote control dari jarak jauh.

Konsep proxy and cyber war di Ukraina, sama yang terjadi di Siriya dan Irak sebelumnya, hanya sebagai lokasi perang, war torn country. Perang atas nama apapun di era ini, hanya menyisahkan kesengsaraan dan ketergantungan panjang.

Media massa kini, membela Barat dan Timur mirip era perang dingin. Perang antar media masa, media Barat dipimpin Amerika Serikat atas nama kebebasan; sebaliknya Blok Timur, media cenderung mengikuti pemikiran otoritarian lebih represif.

 

 

Majalah Lider, ingin menggaris bawahi poin penting invasi Rusia terhadap Ukraina, dan respons China terhadap Taiwan dalam konteks dominasi sebagai pemicu jalan untuk menata dunia yang lebih baik di era disruption teknologi. Intinya, penjajahan dalam bentuk apapun harus di tolak. Presiden Soekarno menyampaikan gagasan membangun tata dunia baru yang lebih damai dan sejahtera – to Build the World Anew, sebagai jalan tengah menghapus kolonilaisme dan imperialisme.

Presidensi G20, telah menunjukkan kemampuan Indonesia mengorkestrasi pemimpin dunia tetang peran Indonesia. Ini membuktikan harusnya, Indonesia bukan saja ikut serta dalam perdamain dunia, tapi memimpin perdamaian dunia.

Langkah Jokowi ikut memainkan peran menata dunia yang lebih baik sudah di jalankan, dan sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, ia juga menjalankan misinya merepresentasikan keberagaman 270 juta rakyat Indonesia, akan tetapi upaya itu tidaklah cukup.

Pertama, Indonesia harus memimpin perdamaian dunia melalui politik bebas aktif yang berwibawa dan  dinamis di forum bilateral dan multilateral dalam rangka penataan dunia baru lebih adil, damai dan bebas dari senjata nuklir; kedua, PBB harus didorong berwibawa melalui revitalisasi dan restrukturisasi PBB; ketiga, sebagai bangsa Pancasilais, pemerintah harus mampu melahirkan pemikiran yang cerdas dan kreatif sejalan dengan perkembangan IPTEK; keempat, KTT G20 di Bali, harus terjadi kesepakatan mekanisme pemotongan utang luar negeri atau debt swap terhadap negara-negara yang hampir gagal karena beban utang akibat krisis; kelima, Raison d’tre adalah Jokowi’s factor to implement a better world order.■

Topik : Saatnya Indonesia Memimpin Perdamaian Dunia

Artikel Terkait
Terpopuler