Kamis, 20/03/2025 14:43 WIB WIB

IKN Nusantara: Antara Kritikan dan Legasi Jokowi Yang Berdampak

IKN Nusantara: Antara Kritikan dan Legasi Jokowi Yang Berdampak JOKOWI DI BAKAL IKN NUSANTARA, PASAER PENAJEM KALIMANTAN TIMUR.


Menarik untuk dicermati wacana pemindahan Ibukota Negara (IKN) sejak Presiden Soekarno hingga Jokowi. Gagasan besar bisa datang dari siapapun tidak harus datang dari seorang penguasa, tapi bisa juga dari orang kecil sekalipun yang penting sesuai kapasitas power yang dia milikii untuk mengambil keputusan. Anda dan saya bisa saja memiliki ide besar ke Bulan, tapi bisa jadi hanyalah sebuah hayalan belaka. Akan tetapi bila gagasan besar itu datang dari seorang kepala negara yang sekaligus kepala pemerintahan bak titah seorang raja yang hanya bersabda maka jadilah yang dia inginkan. Masalah sumber uang atau pembiayaan itu datang darimana, orang kecil tidak harus mengetahui secara detail bisa pening kepala. Namun wajar bila gagasan besar  pindah IKN ke Nusantara muncul dan langsung di eksekusi Jokowi  membuat bukan saja orang kecil, tapi cukup buat pening banyak pihak bila dikaitkan dengan kondisi sosial masyarakat saat ini. Bahkan mungkin juga pembantu presiden banyak yang tidak mampu mengikuti jalan pikiran Jokowi yang terkesan sulit di dikte termasuk kawan dan lawan politiknya. Terlepas dari pro kontra masalah teknis, seperti pengerjaan infrastruktur yang belum rampung, janji Jokowi berkantor dan upacara HUT RI ke 79 di Istana IKN Nusantara, listrik  dan air yang belum masuk hingga tertunda penekenan Kepres pemindahan IKN, apakah itu dilihat sebagai kegagalan ? tentu agak sulit kita membandingkan masalah teknis dan yang strategis. Gagasan besar dan langsung eksekusi oleh sejulah pemimpin dunia pernah terjadi sebelumnya, sebut saja Soekarno membangun jembatan emas Indonesia Merdeka dan berdaulat; Adolf Hitler dengan ide besar mempersatukan eropa dengan nasionalisme dan ras, walau akhirnya bunuh diri karena gagal; Hari Truman memutuskan membuat bom atom menjatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki Jepang sekaligus mengakhiri Perang Dunia ke dua. Setiap keputusan besar pasti berdampak, memakan banyak korban, tapi mampu memberi harapan di masa depan. Tiggal siapa yang punya gagasan, nyali, dan berani mengambil keputusan besar itu. 

Eksekusi Pemindahan IKN dalam tempo yang sangat singkat mengingatka kita ketika Soekarno membacakan Teks Proklamasi, "... dilaksanakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya...".  Ini merupakan gagasan  murni Jokowi (mastermind) yang cukup komprehensif, plus berani dan bernyali. Keberanian mantan pengusaha mebel menerima kritikan, hujatan, dan cacian  layak diberikan acungan jempol, karena di yakini Jokowi sudah memperhitungkan respons  ketika mengeksekusi gagasan ini di sebuah negara demokrasi bebas bersuara dan bebas berpendapat di era sosial media berbasis internet. 

Bisa dibayangkan ide Jokowi memindahkan IKN keluar dari pulau Jawa dan sekaligus eksekusinya tertuang dalam RPJMN 2020-2024 yang di teken Jokowi pada 29 April 2019. Tanggal 18 Januari 2022, merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dengan disahkannya RUU tentang Ibu Kota Negara (IKN) menjadi UU oleh DPR RI dan Pemerintah. Dengan demikian, Indonesia akan mempunyai IKN yang baru menggantikan Jakarta. Inilah yang dalam perspektif lider sebagai keputusan gagasan besar dari pemimpin besar yang berdampak - every decision counts !

Ide pemindahan IKN pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno tanggal 17 Juli 1957. Soekarno memilih Palangkaraya sebagai IKN dengan alasan Palangkaraya berada di tengah kepulauan Indonesia dan wilayahnya luas. Soekarno juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia mampu membangun IKN yang moderen. Ide Soekarno tersebut tidak pernah terwujud. Sebaliknya, Presiden Soekarno menetapkan Jakarta sebagai IKN Indonesia dengan UU Nomor 10 tahun 1964 tanggal 22 Juni 1964. Pada masa Orde Baru, tahun 1990-an, ada juga wacana pemindahan IKN ke Jonggol. Wacana serupa juga pernah di lontarkan Presiden Soeharto memidahkan IKN ke Jonggol, Jawa Barat di tahun 1990-an. Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, wacana pemindahan IKN muncul kembali karena kemacetan dan banjir yang melanda Jakarta. Terdapat tiga opsi yang muncul pada saat itu yaitu tetap mempertahankan Jakarta sebagai IKN dan pusat pemerintahan dengan melakukan pembenahan, Jakarta tetap menjadi IKN tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah lain, dan membangun IKN baru (sumber TEMPO Co).

Rumit Tapi Krusial IKN  Nusantara

Memang IKN Nusantara  sangat krusial untuk segera direalisasikan gagasan besar oleh pemimpin negara besar di sebuah bangsa besar. Manuver yang dimainkan Jokowi dalam berbagai sambutan di dalam negeri maupun di luar negeri mengundang investor dengan berbagai janji sebenarnya harus dilihat dari perpektif politik agar tidak terjebak. Sering disebut, Jokowi sering memberikan sign ke kiri, tapi belok ke kanan. Dunia melihat bukan apa yang dikatan Jokowi, tapi  krusialnya adlah keberanian Jokowi memindahkan IKN dari Jakarta ke Kaltim itu. Nah rumitnya ya itu, di ibaratkan anda dan saya punya ide ingin pindah rumah ke lokasi rumah baru di lokasi yang baru. Apabila terlalu lama berfikir melibatkan berbagai permasalahan teknis tetek bengek yang mengikutinya, apakah barang-barang yang lama kita harus boyong semua atau di tinggalkan dan beli yang baru sesuai kebutuhan memang sangat rumit apalagi ini pindah rumah ibukota negara bukan daratan, tapi harus ke pulau Kalimantan yang juga sangat rumit permasalahannya.

Simak betapa rumit SBY menceritakan pemindahan IKN dengan kisah sukses Astana Baru menjadi Ibukota Kazakstan pada tahun 1997.  Kota Berpopulasi 775.800 orang dengan luas wilayan 722 kilometer persegi. Kota Astana Merupakan Kota terbesar kedua di negara Asia Tengah itu. Bensnmarking bisa juga melihat kisah sukses negara-negara besar yang pernah memindahkan ibukota negara yang intinya, yang perlu digaris bawahi apakah spesialisasinya, sebagai ibukota pemerintahan atau ibukota bisnis dan pemerintahan seperti Ibukota bisnis dan pemerintahan Jakarta ke IKN Nusantara dengan label bisnis dan pemerintahan. Konsep ini yang mungkin bertambah rumit di kemudian hari. Para penggagas IKN menyebut pemindahan IKN Ke Nusantara, lebih mirip dengan Australia memindahkan ibukota dari Sydney ke Canbera sebagai kota adminstratif. Semua kegiatan pemerintahan negara berpusat di Canbera dan Sydney menjadi kota ekonomi dan bisnis hampir tidak pernah tidur. Begitu juga Washington yang fokus pada pemerintahan, walau bisnis juga bergeliat di sana. Berkaca dari kisah sukses pemindahan IKN dari  Washington, Australia, Malaysia, Turki, hingga Kazakstan, harus di akui sebagai pekerjaaan besar dari ide besar yang datang dari orang besar, walau badannya kecil, karena belum tentu orang besar punya nyali besar untuk eksekusi ide besar itu.   

Jokowi mengatakan IKN harus menjadi showcase transformasi Indonesia : " IKN akan kita jadikan sebagai sebuah showcase transformasi, baik lingkungan, cara kerja, bass ekonomi, teknologi dan lainya, termasuk di bidang palayanan kesehatan dan pendidikan yanglebih berkualitas, kata Jokowi pada suatu kesempatan di Istana Bogor.  Transformasi yang dimaksudkan  Presiden Jokowi adalah pemindahan mindset atau cara berfikir, bekerja berbasis pada ekonomi moderen, kehidupan sosial yang lebih adil dan inklusif. 

 "Pohon Hayat" Nusantara

Benar bahwa pemimpin besar bukan hanya bermimpi besar dan berbadan besar. Seorang pemimpin dikatakan besar, ketika sang pemimpin mampu mengambil keputusan besar dan mewariskan buah kehidupan bagi bangsa dan negaranya jauh ke depan. Itulah legacy atau warisan terbaik, lepas dari pro dan kontra yang terjadi hari ini. 

Pilihan Pohon "hayat" sebagai logo IKN Nusantara menyisahkan pertanyaan, mengapa (why) harus pohon  hayat yang di pilih ? Jokowi mengungkapkan bahwa pohon hayat adalah pohon kehidupan. Logo tersebut, kata dia, nantinya akan menginspirasi IKN untuk menciptakan tempat kehidupan baru, sekaligus sumber baru kehidupan masyarakat. Semoga saja IKN Nusantara akan menjadi pohon hayat menginspirasi cara berfikir,dan cara kerja Bangsa Indonesia. Oleh karen itu, LiderNews memberikan sedikitnya perspektif, pertama,  gagasan besar pemindahan Ibukota Negara ke Nusantara harus terjadi, apapun resiko dan berapapun biaya negara yang harus dikeluarkan. Jadikan IKN Nusantara sebagai simbul pergerakan transformasi baru Bangsa Indonesia menuju masyarakat Adil dan Makmur; kedua, IKN Nusantara wajib dijadikan prioritas utama sebagai kota pemerintahan walau ada pergerakan ekonomi diperlukan seperti halnya Washington DC, dan Presiden dan Wapres terpiiih Prabowo - Gibran yang segera di lantik 20 Oktober 2024 wajib tingal di Istana IKN Nusantara ahsebagai simbul kehidupan phon hayat, begitu juga seluruh perangkt negara legislatif, eksekutif dan yudikatif walau secara bertahap; ketiga, pembangunan infrastruktur tidak perlu terburu-buru harus rampung besok, biarlah berproses disesuaikan dengan pendapatan negara melalui APBN. Ingatlah bahwa IKN NUSANTARA adalah simbol kehidupan, harapan dan martabat bangsa Indonesia. Goodluck IKN NUSANTARA 

 
Topik : #IKN NUSANTARA# PRESIDEN JOKOWI#LEGASI JOKOWI #KRITIKAN

Artikel Terkait
Terpopuler