Bom Pager SeranganTerbaru Abat 21 Di Beirut, Israel di Tuduh

Pilihan Redaksi
|
New York Times melaporkan walkie-talkie tersebut hampir tiga kali lebih berat daripada pager dan memicu lebih banyak kebakaran besar, yang menunjukkan bahwa perangkat tersebut mungkin berisi lebih banyak bahan peledak, menurut analisis Times.
Wartawan NWT Ben Hubbard melaporkan, ledakan terjadi di pemakaman para pejuang Hizbullah, dan para pelayat didesak untuk melepaskan baterai dari perangkat mereka. Hizbullah telah bersumpah untuk membalas, tetapi para anggotanya tampaknya terkejut.
Sejauh ini, Israel belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatan dalam serangan tersebut, tetapi pejabat Lebanon, AS, dan pejabat lainnya mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas ledakan pager tersebut.
Para analis menilai dengan menargetkan begitu banyak perangkat pada saat yang sama, Israel menunjukkan kecakapan teknis dan menghancurkan reputasi Hizbullah sebagai musuh yang canggih. Namun, niat jangka panjangnya tidak jelas.
Sementara dari Teheran di laporkan, Komandan Korps Garda Revolusi Iran Hossein Salami mengatakan, Israel akan mendapat respons menghancurkan dari poros perlawanan.
Hal tersebut diungkapkan Salamin dalam pesannya kepada pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah.
Pernyataan Salami itu muncul, Kamis (19/9/2024), usai gelombang ledakan terhadap pager dan walki-talkie Hizbullah, Selasa (17/9/2024), dan Rabu (18/9).
Insiden tersebut telah membuat setidaknya 37 orang tewas, dan melukai lebih dari 2.900 orang. Itu termasuk Hizbullah, Houthi Yaman, Hamas, serta Pasukan Mobilisasi Populer Irak.
Lebanon dan Hizbullah telah menyalahkan Israel atas gelombang ledakan tersebut.
Analis geopolitik Amerika Rich Outzen mengatakan, mengatakan kepada Anadolu dalam sebuah wawancara pada hari Rabu bahwa meskipun penggunaan bahan peledak di ponsel bukanlah hal baru, serangan di Lebanon belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal persiapan, metode, dan konsep serangan ganda. Serangan bom radio dan pager di Lebanon merupakan jenis ancaman baru abad ke-21 yang harus ditanggapi dengan serius karena skalanya.
-
Rabu, 19/03/2025 16:04 WIB
Putin Tolak Proposal Gencatan Senjata Rancangan Amerika