Sabtu, 19/04/2025 18:13 WIB WIB

Headline

Mungkinkah NATO Dibubarkan Sebagai Solusi Rusia- Ukraina?

Mungkinkah NATO Dibubarkan Sebagai Solusi Rusia- Ukraina? Foto : dua bender NATO dan sejumlah bendera anggota NATO


5 catatan redakasi lider : Tiga tahun perang Rusia vs Ukraina , dan serangan terakhir Rusia ke Ukraina tanggal 7-8 Maret 2025,dan sebaliknya Ukraina membom sejumlah fasilitas di Moscow menunjukkan Eropa dan AS tidak tunduk pada Putin walau demikian AS dan Ukraina memulai perundingan ang di mediasi Raja Salman di Jedah, Arab Saudi dalam rangka penyelesaian damai mengakhiri perang Rusia vs Ukraina tanggal 11/03/2025. Inilah pola baru diplomasi penyelesaian damai Rusia-Ukraina ala Donald Trump tanpa kehadiran perunding Rusia. 

pertama, Amerika Serikat tidak bisa melepaskan diri dari penyelesaian masalah Rusia vs Ukraina di semenanjung Baltik itu. Walaupun tongkat kepemimpiinan AS beralih ke Donald Trump yang terkesan membela Rusia, tapi pemegang predikat negara adi daya dan polisi dunia, masih disandang AS. Bila Trump berubah mendukung Rusia membiarkan aneksasi dan pembantaian di Ukraina berlanjut artinya Amerika gagal dan akan kehilangan citra negara kampion demokrasi penentu perang dan damai dunia. Bisa jadi, China atau Rusia akan menggantikan posisi Amerika Serikat dimana komunisme dan soialisme akan menjadi alat ukur peradaban bangsa. Langkah Presiden Ukraina Volodimyr Selenskyy mengambil posisi tersalimi oleh Trump dan wapres DJ Vence di gedung Oval  Washington DC, 02/03/2025 yang disaksikan  miliaran mata dunia harus menjadi momentum memulai diplomasi damai karena bagaimanapun telah menggugah simpatik dunia sebagai korban, walau di satu sisi Rusia merasa dapat angin dari AS, tapi di sisi lain, Eropa mendapat ruang berkonsolidasi mengambil langkah kongkrit apa yang disebut sebagai konsensus baru koalisi Eropa menjaga integritas Eropa yakni mempertahankan Ukraina dari ancaman Rusia dengan atau tanpa Amerika. sSetidaknya, langkah awal, Uni Eroapa dan sejumlah negara Eropa berhasil mengumpulkan bantuan konkrit sekitar 800 miliar Euro untuk Ukraina; 

kedua, ungkapan latin, Si vis pacem, para bellum - jika ingin berdamai, bersiaplah hadapi perang bermakna bagi Rusia dan Ukraina yang sudah melaksanakan perang hebat 3 tahun lebih telah  menelan ribuan korban jiwa dan kehancuran infrastruktur di wilayah itu, maka kedua pihak yang berperang harus bersiap menghadapi jalan diplomasi mencapai perdamaian abadi bukan saja di Ukraina, tapi seluruh Eropa. Apakah Rusia atau Ukraina yang masih ingin terus membunuh dan menganeksasi kedaulatan negara lain, akan dijadikan musuh bersama atas nama demokrasi.  

ketiga, langkah gencatan senjata harus dimulai segera, dan Amerika harus menjadi penengah sejati yang dapat dipercaya dunia dan menjujung tinggi nilai-nilai demokrasi sebagai panutan karena bagaimanapun penghormatan terhadap hak asasi manusia, demokrasi dan kedaulatan setiap negara di atur dalam kontitusi negara dan piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan Presiden Rusia Vladimir Putin harus dihadapkan pada kenyataan tunduk pada hak asasi dan menghormati kedaulatan Ukraina sehingga pengembalian wilayah yang sudah di caplok Rusia harus dikembalikan kepada kedualatan Ukraina sebagai keniscayaan;

keempat, Pakta pertahanan North Atlantict Treaty (NATO) merupakan legasi kemenangan demokrasi atas totalitarianisme mengakhiri perang dingin, oleh karena itu, apabila NATO menjadi batu sandungan atau ancaman hidup aman dan damai di Eropa maka pembubaran NATO harus berdampak pada upaya penghapusan senjata pemusnah masal di muka bumi dan memulai hubungan bilateral multilateral di era baru  di dukung teknologi baru bagi semua bangsa di muka bumi. Ini dimaksudkan agar Rusia yang menjadi bagian dari benua Eropa dapat hidup bersama tanpa merasa terancam dan membangun bangsa dan negara masing-masing dengan aman dan damai;

kelima, Indonesia sebaiknya mengambil peran menyelesaiakan konflik Rusia -Ukraina, ikut melaksanakan perdamaian dunia, membangun tata dunia baru - to build the world a new sebagaimana konsep Soekarno agar dunia lepas dari neo kolonialisme dan neo imperialisme. Langkah selanjutnya melibatkan Tiongkok, Amerika, India, Turki, Inggris, Jerman,  Perancis, Israel, Brazil dan Iran sebagai motor penggerak memulai perundingan penghapusan senjata pemusnah masal di muka bumi.  Sekian 5 catatan redaksi lider.

 

 

 

 

 

Topik : #gencatan senjata Rusia-Ukraina#bubarkan NATO#Trump-Zelenskyy-Putin

Artikel Terkait
Terpopuler