Sabtu, 27/04/2024 04:01 WIB WIB

Epidemolog Sebut Varian Delta Plus Sudah Masuk RI

Epidemolog Sebut Varian Delta Plus Sudah Masuk RI Foto : Google


Varian Delta Plus AY.1 sudah masuk Indonesia, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai varian tersebut sudah menjadi pre dominant strain di sejumlah wilayah. Sementara, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Prof Amin Subandrio mengungkap varian Delta Plus ditemukan di Mamuju, Sulawesi Barat satu kasus, dan Jambi dua kasus.

Dicky menyebut varian Delta Plus kemungkinan besar sudah menyebar luas sebelum berhasil diidentifikasi. Sebab, Indonesia selama ini memiliki keterbatasan dalam surveilans genomic dan studi di sejumlah laboratorium.

"Iya ini bukan hal yang mengagetkan ya. Satu hal yang harus dipahami di tengah keterbatasan surveilans genomic kita, di tengah keterbatasan studi lab kita, di tengah keterbatasan investigasi epidemiologi kita," jelas Dicky, Selasa (27/7/2021).

"Kemudian, kita misalnya menemukan varian Delta Plus ini, itu menandakan sebetulnya besar kemungkinan si varian ini sudah menjadi pre-dominant strain di lokasi ditemukan itu," sambungnya.

Pre-dominant strain yang dimaksud ialah varian Delta Plus sudah lama menyebar dalam transmisi komunitas. Sebab, menurut Dicky, butuh waktu untuk suatu varian berkembang menjadi pre-dominant hingga berhasil ditemukan.

Terlebih, di tengah laju penularan COVID-19 yang masih tinggi di masyarakat, penemuan varian Delta Plus diibaratkan Dicky seperti bom waktu. Begitu pula dengan varian Corona lainnya yang bisa saja baru ditemukan beberapa waktu ke depan lantaran genome sequencing belum semasif negara lain.

"Kehadiran varian ini adalah suatu fenomena yang alamiah, yang sebagaimana mestinya. Jangan kaget, ada Delta Plus dan juga Lambda varian ditemukan."

"Karena akan sulit membendung kehadiran varian ini, peluang masuknya juga luar biasa banyak, banyak sekali, apalagi di tengah situasi bahwa di dalam negeri kita ini terjadi replikasi yang sangat ekstensif dari virus, karena banyak kasus infeksi di masyarakat tidak terdeteksi," bebernya.

Topik :

Artikel Terkait
Terpopuler