Kamis, 28/03/2024 21:51 WIB WIB

Soekarno, Pemimpin Pembebasan Rakyat

Soekarno, Pemimpin Pembebasan Rakyat Foto Soekarno


Lider.id: Jakarta - Soekarno menandatangani Surat Perintah 11 Maret 1966 ( Supersemar) yang kontroversial hingga hari ini, isinya —berdasarkan versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan Darat— menugaskan Letnan Jendera Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan. Supersemar juga menjadi dasar Soeharto membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengganti anggota-anggotanya yang duduk di parlemen. Setelah pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara(MPRS) pada sidang umum ke empat tahun 1967, Soekarno diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden pada Sidang Istimewa MPRS segera setelah pidato pertanggungjawabanya bertajuk Nawaksara, di tolak MPRS pada tahun yang sama. Letjen Soeharto kemudian  menggantikannya sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia.

 

 

Catatan Wilkipedia menceritakan bahwa Soekarno adalah tokoh pergerakan menyiapkan kemerdekaan  bersama beberapa tokoh nasiona menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, segera setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Soekarno kemudian bersama Mohammad Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

 

 

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr. Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia -AFrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasasila Bandung. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme. Dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) tahun 1960,  Soekarno menunjukkan murkanya pada imperialisme dan kolonialisme, " i hate imperialism and colonialism, i deprssed", tegas Soekarno yang disambut dengan standing aplause oleh peserta sidang. Dalam pidatonya, Soekarno memberikan konsep membangun tata dunia baru yang lebih adil dan sejahtera, bertajuk : To build the World A New. Soekarno, mengingatkan dunia bahwa implerialisme dan kolonialisme tidak mati tapi masih sekarat ( still dying), bak Harimau terluka di hutan tropis, mereka sangat berbahaya bila bagun.  Soekarno meyakini, kesepakatan pemusnahan senjata - Nucklir Disarmament harus dilaksnakan, karena bila tidak hanya menambah kesengsaraan rakyat, terutama negara-negara under developing. Ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Bros Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir),Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), N.Nu (Birma) dan Jawaharal Nehru (India),  ia mengadakan mengadakan Konferensi Asia- AFrika - KAA yang kemudian membuahkan ) Gerakan Non-Blok (Non-Align Movement). Berkat jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaan. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini akibat penjajahan yang sesuai era nya menggunakan proxy - agen melalui kelompok yang bertikai di negara-negara yang melahirkan konflik berkepanjangan.  Negara-negara Neo kolonilaisme dan neo imperialisme kini tampil menjajah tidak secara fisik, melainkan dengan tanpa fisik menggunakan teknogi informasi dan telekomunikasi yang kian canggih. mereka. Mereka masih terus menancapkan kakinya di hampir setiap negara yang masih rentan akibat perbedaan ideologi, ekonomi terutama kemiskinan dan ketidakadilan suatu pemerintahan negara. Berkat jasa Soekarno, legasinya membuat banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Soekarno melakukan Diplomasi dengan berbagai cara, di antarnya berkunjung ke Amerika Serikat bertemu Presiden Rosevelt dan kemudian John Kenedy; Presiden Uni Soviet. Nikita Khruschev. Presiden Kuba Fidel Castro dan Presiden RRT Mao Tse Tung.

 

Topik : Soekaro , Pemimpin Pembebas

Artikel Terkait
Terpopuler